Skmnuansanews.wordpress.com-Lubuklinggau, penyelenggaraan Linggau Expo selama 4 hari yang resmi dimulai kemarin sabtu, (16/10). Melahirkan sebuah polemik dikalangan gedung parlemen Kota Lubuklinggau dan Masyarakat. Saat rakyat mempertanyakan pengunaan uang yang mubazir di acara ini, anggota Dewan justru berjoget ria dengan artis saat acara ini dibuka.
Kenapa rakyat mepertanyakan kegiatan ini ?. dikarenakan anggaran kegiatan ini telah menyedot uang rakyat dari APBD Kota Lubuklinggau sebesar hampir 10 % PAD kota Lubuklinggau atau sebesar 1,76 Miliar. Tapi kemudian acara ini tak menghasilkan apa-apa bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan uang sebesar itu akan menguap begitu saja.
Ketua Hukum dan HAM Front Perlawanan Rakyat (FPR), Andre Novanto menyesalkan pengunaan uang rakyat tersebut yang tak sesuai dengan peruntukan bagi kesejahteraan rakyat Lubuklinggau. Menurutnya alangkah naifnya uang sebesar 1,76 miliar hanya dihabiskan untuk menjamu UKM dari luar, dan anehnya lagi uang tersebut tak ada take in give-nya bagi PAD Lubuklinggau.
” Dalam hukum ekonomi, semestinya uang yang keluar 1,76 miliar setidaknya harus menghasilkan jumlah yang lebih dari itu setelah kegiatan linggau Expo, guna menjadi PAD Lubuklinggau. Bayangkan saja Ketua Rukun Tetangga (RT) bersibaku dengan waktu untuk mengumpulkan uang PAD Lubuklinggau, honor mereka saja sering nyangkut alias tak dibayar. Dilain sisi Linggau Expo menghabiskan uang 1,76 atau hampir 10 % PAD Lubuklinggau yang mereka kumpulkan dari rumah kerumah dengan susah payah, bahkan menombok dengan uang mereka sendiri untuk memenuhi target PAD yang dicanangkan pemereintah. Namun uang tersebut dihabiskan hanya untuk menjamu artis dan Stand luar dengan Gratis. Sebuah kehebatan pemerintahan daerah yang mesti kita acungi jempol, berani menghamburkan uang rakyat dikala masyarakat sedang resah oleh kesulitan hidup secara ekonomi, ” imbuhnya.
Berdasarkan pertemuan antara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau, Hj Masnun Syahrin dengan anggota Komisi II DPRD Kota Lubuklinggau, Jum’at (15/10) yang dimuat dimedia massa. Terungkap jika peserta Linggau Expo sebagian besar didominasi oleh UKM-UKM dari luar daerah. Padahal, tujuan penyelenggaraan Linggau Expo sendiri untuk menggeliatkan perekonomian kerakyatan bagi UKM-UKM di Kota Lubuklinggau.
“ Jumat lalu (15/100, Komisi II berkoordinasi dengan Disperindag Kota Lubuklinggau terkait pelaksanaan Linggau Expo 2010 yang akan dimulai besok (hari ini, red). Kami mendapatkan penjelasan dari Kadisperindag mengenai kesiapan pelaksanaan Linggau Expo, namun yang sangat kami sesalkan bahwa tujuan pelaksanaan Linggau Expo itu adalah dalam rangka untuk menggeliatkan perekonomian kerakyatan bagi UKM-UKM Kota Lubuklinggau. Tetapi, pada kenyataannya dari 80 stan yang disediakan, hanya 18 stan diperuntukkan bagi UKM lokal. Sedangkan, sebagian besar stan diberikan kepada UKM luar provinsi. Itu artinya, perputaran uang bukan untuk pelaku usaha asli Kota Lubuklinggau, melainkan untuk orang luar,” terang Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) sekaligus anggota Komisi II DPRD Kota Lubuklinggau, Rosmala Dewi, juru bicara Komisi II usai rapat koordinasi dengan Kadisperindag Kota Lubuklinggau di gedung DPRD Kota Lubuklinggau, Jumat (15/10).
Ditambahkan Rosmala, tujuan yang lain yakni membantu pemasaran produk yang dihasilkan oleh UKM-UKM lokal. Dan mengenai anggaran yang mencapai Rp 1,7 miliar itu, dinilai terlalu besar kalau hanya untuk kegiatan semacam ini.
“Apalagi, berdasarkan informasi dari Kadisperindag, semua kegiatan ini diserahkan sepenuhnya kepada Event Organizer (EO) dari Bandung, sedangkan Disperindag sendiri tidak memiliki kewenangan apapun. Okey lah kalau EO tersebut professional, namun mereka tentunya tidak mengetahui tujuan dari pelaksanaan Linggau Expo untuk membantu pemasaran UKM-UKM lokal,” paparnya.
Dengan demikian uang Rp 1,7 miliar yang bertujuan untuk membantu UKM-UKM lokal supaya produknya dikenal dan bisa dipasarkan tidak tercapai. “Dan kami sangat menyesalkan hal itu, sebab posisi masyarakat Kota Lubuklinggau disini hanya sebagai konsumen atau tukang belanja saja,” tutup Rosmala.
Sementara itu, sebelumnya sejumlah elemen masyarakat menyangsikan penyelenggaraan Linggau-Expo oleh pemerintahan Kota Lubuklinggau, karena dianggap tidak bermanfaat dan cenderung hanya menghamburkan uang rakyat saja.
“Saya ingin tanyakan relevansi acara Linggau Expo tersebut terhadap pembangunan dan ekonomi rakyat Kota Lubuklinggau. Kalau hanya acara seremonial belaka yang tidak menghasilkan kontribusi apapun bagi daerah ini, mendingan uang Rp 1,7 miliar itu untuk alokasi dana pendidikan rakyat yang tidak mampu,” ungkap Koordinator LSM Sumpah Undang-undang (SUU), Herman Sawiran.
Menurut Herman, kegiatan ini telah dilakukan berulang kali dengan anggaran yang sama besarnya, namun dari dahulu tidak ada kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Lubuklinggau. Bahkan anggaran yang jumlahnya miliaran tersebut tidak bisa dikembalikan.
Anehnya kritik dan pernyataan komisi II melalui Jubirnya Rosmala Dewi berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan, berdasarkan pantauan polsaman. Anggota DPRD Kota Lubuklinggau justru berjingkrak-jingkrak dan menyawer para artis dalam acara ini. Bahkan tanpa malu berteriak memuji-muji artis dalam kegiatan ini. Seolah uang rakyat yang dihabiskan dalam acara ini disetujui oleh mereka. Kita menunggu, apakah permasalahan ini akan kembali luput dari perhatian penegak hukum didaerah ini yang makin lama, makin madul dan tak sensitif lagi. (*)